Joy Elly
Tulung Webdesigner di Manado
Memanfaatkan
Daya Saing Budaya lokal untuk Kewirausahaan yang berdaya saing
internasional
Oleh:
Joy Elly Tulung
Menurut Griffin dan
Pustay (2005) Unsur-unsur dasar kebudayaan adalah struktur sosial,
bahasa, komunikasi, agama, dan nilai-nilai serta sikap. Interaksi unsur-unsur
ini mempengaruhi lingkungan lokal yang merupakan tempat bisnis internasional
dijalankan
Struktur Sosial
·
Stratifikasi sosial.
Berbagai masyarakat beda-beda dalam tingkat stratifikasi sosialnya. Semua
masyarakat mengelompokkan orang-orang dalam batas tertentu berdasarkan
kelahiran, pekerjaan, tingkat pendidikannya atau ciri-ciri lainnya.
·
Mobilitas sosial.
Adalah kemampuan individu berpindah dari suatu strata masyarakat ke strata
lainnya
Minahasa:
Pada dasarnya Minahasa
memiliki 9 sub-etnik, tapi saat ini ke-9 sub-etnik tersebut sudah tercampur
baur membentuk masyarakat Minahasa saat ini. Masyarakat Minahasa juga sudah
mendapat pendidikan sejak kedatangan Belanda di tanah Minahasa. Terbukti saat
ini angka buta aksara di Sulawesi Utara yang penduduk mayoritasnya adalah suku
Minahasa adalah yang terendah di Indonesia pada kategori 15 tahun dan diatas 45
tahun yaitu 0,85% untuk penduduk yang berumur 15 tahun, dan 1,83% yang berumur
diatas 45 tahun sedangkan umur 15 sampai 45 tahun Sulawesi Utara berada di
posisi kedua dibawa DKI Jakarta dengan presentasi 0,32%(BPS, 2008)
Bahasa
Bahasa adalah cerminan
utama kelompok-kelompok budaya karena bahasa merupakan sarana penting yang
dipakai anggota-anggota masyarakat untuk berkomunikasi satu sama lain
·
Bahasa sebagai senjata
bersaing. Ikatan-ikatan bahsa sering menciptakan keunggulan bersaing yang
penting karena kemampuan berkomunikasi sangat berperan penting dalam
menjalankan transaksi bisnis.
·
Bahasa perantara.
Untuk menjalankan bisnis, para pelaku bisnis internasional harus mampu
berkomunikasi. Sebagai akibat dominasi ekonomi dan militer inggris pada abad
sembilan belas dan dominasi amerika serikat sejak perang dunia ke ii, bahasa
inggris telah muncul menjadi bahasa umum uang dominan, atau bahasa
internasional, bisnis internasional.
Minahasa:
Minahasa memiliki 9
bahasa sub-etnik, dengan beraneka ragam bahasa yang ada di Minahasa membuat
Minahasa suka untuk belajar bahasa asing. Ini dibuktikan bahasa Melayu Manado
saat ini adalah campuran dari bahasa-bahasa yang dibawa oleh bangsa asing
ketika datang ke tanah Minahasa, yaitu: Belanda, Spanyol, Portugis dan juga
Jepang.
Dengan kemampuan
menguasai bahasa asing yang baik, ini bisa dikembangkan agar supaya bisa
bersaing dalam dunia bisnis internasional
Komunikasi
·
Komunikasi diluar
batas budaya, secara verbal maupun nonverbal, adalah suatu keahlian yang sangat
penting bagi para manajer internasional. Walaupun komunikasi sering dapat
berlangsung salah diantara orang-orang yang mempunyai kebudayaan yang sama,
peluang miskomunikasi akan sangat meningkat apabila orang-orang tersebut berasal
dari budaya yang berbeda-beda.
Minahasa:
Seperti halnya dalam
berbahasa, suku Minahasa memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan
bangsa asing, itu sudah dibuktikan sejak kedatangan Portugis dan Spanyol pada
abad ke-14.
Dengan kemampuan
berkomunikasi yang baik, hal ini bisa dikembangkan untuk menjadi salah satu
senjata dalam melakukan bisnis internasional, yaitu kemampuan berkomunikasi
dengan orang asing
Agama
·
Agama adalah aspek
penting kebanyakan masyarakat. Agama mempengaruhi bagaimana cara anggota-anggota
masyarakat berhubungan satu sama lain dan dengan pihak luar.
Minahasa:
Suku Minahasa dengan
gampang bisa menerima ajaran dari Kristen karena memiliki memiliki agama purba
yang mirip dengan Kristen.
Dengan memiliki
ketaatan beragama yang baik, ini bisa dikembangkan dalam berbisnis yaitu
mempertahankan etika keagamaan dalam berbisinis, hal tersebut dapat membantu
bersaing dalam bisnis internasional
Nilai Dan Sikap
·
Budaya juga
mempengaruhi dan mencerminkan dan sikap anggota-anggota tersebut masyarakat.
Nilai adalah prinsip
dan standar yang diterima anggota-anggota tersebut; sikap terdiri atas
tindakan, perasaan dan pemikiran yang dihasilkan nilai-nilai tersebut.
Nilai-nilai budaya sering berasal dari kepercayaan yang sangat mendalam tentang
kedudukan individu dalam hubungan dengan yang ilahi, keluarga, dan hierarki
sosial yang kita bahas sebelumnya
Minahasa:
Masyarakat Minahasa
memiliki sikap yang egaliter (Renwarin, 2007), sikap berorganisasi yang baik juga
telah ada pada masyarakat Minahasa melalui Mapalus.
Mapalus (Rambet, 2004)
adalah suatu institusi warisan leluhur di Minahasa yang berorientasi
aktivitasnya didasrakan pada falsafah hidup masayarakat Minahasa yaitu Si Tou
Timou Tumou Tou (Manusia hidup untuk menghidupi (sesama) manusia).
Adapun kelebihan orang
Minahasa yang bisa dikembangkan untuk dapat bersaing dalam melakukan bisnis
internasional adalah:
1. Kesetaraan Gender
Menurut Wenas
(2007:10) sejak zaman Minahasa Purba, kesetaraan gender itu sudah ada di
Minahasa, itu dibuktikan bahwa Tonaas (Pemimpin) dan Walian (Pemimpin agama)
orang Minahasa sudah pernah dipegang oleh perempuan. Jadi dalam dunia bisnis
internasional budaya ini sangat menguntungkan karena dalam dunia globalisasi
saat ini pria maupun wanita berada dalam posisi yang sama.
2. Berjiwa bisnis
·
Suku Minahasa sudah
sejak abad ke-7 melakukan bisnis internasional, yaitu melakukan barter dengan
bangsa cina, yaitu menukar beras dengan keramik dari dinasti Tang. (Wenas,
2007)
·
Menjual beras kepada
VOC pada tahun 1679 (Watuseke, 1968)
·
Menjual beras kepada
Inggris pada tahun 1810 (Molsbergen, 1928)
·
Menjual kopi pada
tahun 1813 (Bickmore, 1868)
·
Menjual kelapa ke
eropa 1860 (Schouten, 1998)
·
1854 pasar – pasar
dibangun diMinahasa, fungsi uang pertama sebagai alat pembayaran mulai berlaku
·
Pada abad ke-18
masyarakat Minahasa menjual Saguer (Jenis Minuman) dan sagu (Jenis Makanan)
kepada Hindia Belanda
·
“Cap Tikus” minuman
keras dari pohon enau (Aren) mulai dijual kepada Marinir Belanda pada tahun
1900 (Pigafetta, 1972)
·
1920 penduduk negeri
Sonder mulai menjadi pedagang keliling dalam rombongan besar
·
Menjadi tukang,
seorang tukang mendapat bayaran kain, sebidang tanah dan barang porcelain Cina
(Mangindaan, 1871).
·
Kerajinan kain tenun
telah ada sekitar tahun 1770, Belanda mendapat keuntung 60% dari perdagangan
kain tenun Minahasa. Ada kain tenun Tondano, Langouwan, Tonsea dan Bentenan,
dan semuanya itu lebih dikenal dengan kain tenun “ Bentenan”(Molsbergen, 1928).
·
Menjual jasa sejak
zaman dulu
·
Para Wailan yang
menjual jasanya kepada masyarakat dalam melakukan upacara-upacara keagamaan.
(Watuseke, 1968)
·
Dan juga menjual jasa
keamanan antar sub-etnik di Minahasa dan juga kepada Bangsa Belanda. (Schouten,
1998)
·
Menjual jasa sebagai
guru sekolah pada tahun 1885 (Graafland et al, 1898).
Dengan pengalamam
berbisnis yang sudah ada sejak abad ke-7 maka tentunya hal tersebut dapat
digali untuk dikembangkan menjadi suatu daya saing dalam berwirausaha
3. Berpendidikan
Masyarakat Minahasa
sudah mendapat pendidikan sejak kedatangan Spanyol pada abad ke 15 pada
saat mereka membangun sekolah Kristen pertama di Minahasa pada tahun
1617(Muskens, 1971). Pada tahun 1675 menurut laporan Pendeta Montanus
pada zaman VOC sudah ada satu sekolah dengan 25 orang murid di Manado
(Watuseke, 1968). Dan pada tahun 1825 Pendeta D. Muller mendirikan sekolah
(Graafland et al, 1898) dan tahun 1832 saat pemerintah Hindia Belanda membangun
7 sekolah di Minahasa (Schouten, 1976).
Tentunya dengan
pendidikan bisa menjadi daya saing dalam berbisnis dan berwirausaha maupun
secara lokal dan juga internasional
4. Berjiwa Seni
Kesenian Minahasa
adalah karya orang Minahasa untuk memenuhi hasratnya akan keindahan dan rasa
senang meliputi: Seni suara, seni tari, seni musik, seni sastra, seni ukir,
seni patung, seni bangunan, seni gambar, kerajinan, hiasan, busana dan masakan.
(Wenas, 2007)
Dengan berbagai macam
kesenian yang ada di Minahasa tentunya bisa dikembangkan untuk dijadikan suatu
daya saing lokal dalam persaingan global.
Berdasarkan
budaya-budaya diatas dapat disimpulkan nilai-nilai yang bisa dikembangkan dalam
pengembangan UKM dan bersaing dalam bisnis internasional adalah dengan
berdasarkan kebudayaan dan sifat dari Minahasa itu sendiri, yaitu:
1.maesa-esaan (saling
bersatu, seia sekata),
2.maleo-leosan (saling
mengasihi dan menyayangi - kerukunan),
3.magenang-genangan
(saling mengingat),
4.malinga-lingaan
(saling mendengar),
5.masawang-sawangan
(saling menolong) dan
6.matombo-tomboloan
(saling menopang).
Inilah landasan satu
kesatuan tou Minahasa yang kesemuanya bersumber dari nilai-nilai tradisi budaya
asli Minahasa (Leirissa, 1995).
Nilai-nilai tersebut
diyakini akan sangat bermanfaat dalam pengembangan UKM di Manado dan juga
berdaya saing internasional.
Segala Nilai-nilai
Budaya Minahasa ini sudah sepatutnya di kembangkan oleh kita, terlebih dalam
konteks memanfaatkan daya saing budaya lokal untuk kewirausahaan yang berdaya
saing internasional. Karena budaya asli Minahasa sudah semakin pudar pada
masyarakat Minahasa saat ini. Seperti yang dikemukakan oleh Dr. Hetty
Palm(1961):
“Nowhere in Indonesia has the old culture so
fast and so completely disappeared as in the Minahasa. The meaning of the
acculturation process was here the rather complete disappearance of old
Minahasan cultural elements, with a few exception in the field of material and
social culture”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar